Minggu, 30 Januari 2022

Percakapan Semesta

Januari 30, 2022 0 Comments


kita memang tak ingat lagi kapan persisnya percakapan dengan semesta itu dimulai, yang kita tau , percakapan itu berhubungan langsung dengan evolusi dan dorongan untuk bertahan hidup di tengah lingkungan yang kompleks, dengan sumber bintang saat makhluk-makhluk lain hanya bisa merunduk runduk bahkan melata menyusuri lendir-lendir prasejarah

makhluk yang sanggup berdiri tegak memandang langit memang bisa membangkitkan rasa takut pada makhluk makhluk melata kecil di sekitarnya, tapi kemampuan tegak menerawang langit itu juga membenturkan mereka pada sejenis rasa takut yang lebih mencekam, yang tak akan dikenal oleh makhluk makhluk melata, yakni rasa takut akan maut yang tak terlawan dan hidup yang bisa mendadak hilang,

karena leluhur manusia tahu bahwa mereka pasti akan mati dan hidup mungkin terputus begitu saja, mereka meramu impian tentang bagaimana hidup yang abadi, karena mereka juga punya hasrat yang terus menyala, mereka memburu sesuatu yang pantas buat hasrat itu, sesuatu yang Maha Tak terbatas, dan karena mereka belum bisa merengkuh totalitas langit dan dunia yang penuh rahasia, mereka menghalau rahasia rahasia yang tak tertembus itu dan mencari penjelasan gampang yang menentramkan hati

ketakutan pada maut, impian pada kehidupan lain yang tak akan pernah putus lagi, dan damba pada yang Maha takterbatas, menyusup masuk dalam percakapan purba antara nalar dan semesta, berkelindan dengan dorongan untuk bertahan hidup dan berkembang, bahasa yang tumbuh mekar, mencoba merangkum hal hal tersebut, menyuling sekaligus memperkayanya jadi cerita yang kemudian di sebar ke ruang waktu yang bisa dijangkau,

cerita tentang semesta yang disusun oleh leluhur manusia, sangat membantu mereka mengorientasikan diri dalam dunia dan memperbesar peluang untuk bertahan hidup dan berkembang. tersusun dalam rentang waktu beribu=ribu tahun, jumlah cerita itu sangatlah banyak, tapi tak semua kuat bertahan mengarungi arus waktu, dan meski bisa menyentuh, ceirta cerita yang mereka bangun itu amatlah sederhana dan lebih banyak mencerminkan si penyusun cerita ketimbang semesta yang diceritakan itu sendiri, itu terjadi karena pengetahuan mereka tentang semesta, tentang besaran ruang dan waktunya,

 memang masih terbatas, dari informasi yang terbatas, dan kecemasan tang tanpa batas itu, mereka mengembangkan narasi yang disusun dari imajinasi mereka sendiri, akibatnya, cerita tentang semesta itu lebih banyak mengandung "monolog" ketimbang "dialog"

pengetahuan ilmiah berkembang menjadi bentuk percakapan tertinggi karena ia berusaha sepenuhnya menjadi dialog, para ilmuan memang terus mengamati dan mengumpulkan fakta lalu berusaha menyusun teori, tapi teori itu hanyalah usulan saja, teori tersebut, draft cerita rekaan itum harus dibenturkan dengan kenyataan, hanya cerita yang disetujui oleh semesta yang bisa diterima sebagai cerita semesta yang ilmiah.

Agar percakapan dengan semesta bisa berlangsung jernih, ilmuwan bahkan harus menahan dan menyisihkan dirinya, mereka harus membiarkan semesta bicara sendiri sepenuhnya, dan tak boleh mendahului apalagi memaksakan jawaban semesta, 

diktum yang konon berasal dari Immanuel Kant, bahwa pengetahuan atau pengertian, tidak menurukan hukum hukumnya dari, melainkan memaksakannya, pada alam, mungkin berlaku di ranah lain, tapi sama sekali tak punya tempat di ranah ilmiah, ilmuwan tentu saja bukan pendikte, mereka hanyalah penyalin setia dari cerita yang dihamparkan semesta, agar para ilmuwan bisa menjadi penyalin yang baik, mereka harus melengkapi diri dengan kritik dan eksperimentasi.

kritik dan eksperimentasi adalah tulang punggun, lebih tepat lagi. nyawa dari ilmu pengetahuan, dengan kritik, ilmu mengoreksi penalarannya, menyadari sekaligus memperluas batas batas teorinya, dengan eksperimentasi, ilmu bertanya jawab dengan alam semesta tentang hakekat hakekatnya, jawaban alam semesta pada penalaran manusia, adalah jawaban biner yang tidak pernah berarti "ya" paling banter hanya "mungkin" dan yang paling sering adalah "tidak" . jika sebuah eksperimen yang membantah ramalan sebuah teori akan membuat teori itu kehilangan kekuatan dan harus dinilai ulang,

apa yang diperoleh sains dengan teori dan eksperimennya, adalah himpunan dari pengetahuan tentang hal hal yang relatif benar, yang ditapis dan dipisahkan dari pengerahuan tentang hal hal yang mutlak salah, itu sebabnya stephen hawking misalnya menganjurkan agar seluruh ilmuwan mengumumkan seluruh kesalahan yang mereka tangani, bukan hanya kebenaran yang mereka temui, kesalahan yang diumumkan membantu ilmuwan lain bertanya jawab secara lebih efisien dan lebih cerdas dengan kenyataan semesta, 

kenyataan besar yang jawabannya mungkin tak gampang dibuka dan tampak tak peduli pada kesulitan manusia, namun sungguh tak pernah berdusta, ilmu pengetahuan rasional adalah buah dari kesadaran atas rasio yang daif, dan fakta kenyataan semesta yang berkembang dengan cara yang tidak sia sia, jika alam semesta dan seisinya ini tak bersedia dipahami oleh akal daif manusia, maka pengetahuan rasional menjadi sesuatu yang mustahil, nyatanya sains dan teknologi yang rasional itu telah tumbuh menjadi kekuatan paling dahsyat dalam sejarah manusia, dan kian dahsyat ilmu dan teknologi manusia kian terbuka pula alam semesta membentangkan diri,

sebuah buku dari nirwan ahmad arsuka

Sabtu, 15 Januari 2022

perihal jodoh part 2

Januari 15, 2022 0 Comments


masih ngomongin jodohkan? hehe, kali ini gw mau bahas soal perjuangan yang tak menemui jalan akhirnya, agak metafora ya, gpp lah wkwk

kita kadang berfikir orang orang yang ninggalin kita, yang dulu pernah dekat sama kita, yang dulu bahkan ada yang di janjikan untuk menikah, eh malah ngilang, ngga ada kabar, ada juga malah menikah dengan orang lain, jahat banget ya wkwk

kita selalu menyenangkan diri kita dengan berfikir, ah gw pasti dapat yang lebih baik, itu ngga salah sih, tapi kalau ngelihat dari dalil agama tuh, pernah denger kan, bahwa Allah swt bisa membolak balikan hati manusia, 

nah kita harusnya berfikir bahwa sebenarnya dia itu tidak berpaling dari kita, tapi Allah swt lah yang membuat dia berpaling dari kita, kita bisa apa, kalau Allah swt lah yang membuat kondisi seperti itu, tujuannya tuh mungkin tadinya dia itu pantas dan layak buat kita menurut standard Nya, tapi jadi tidak pantas dan layak karena perbuatan kita juga, apakah kita mengerjakan dosa atau menambah pahala, 

kadang ada beberapa hal yang kita tidak mengerti kenapa sih, kita ngga jadi sama itu orang, kenapa sih dia berpaling, ya gak,, kita tidak harus mengerti, kita cuma harus paham, mungkin saja kalau kita paksain sama dia, ada sifat sikapnya yang ternyata kita ngga pernah tau kan, yang tau diri kita kan Allah swt, begitu juga yang tau diri dia sebenarnya ya Allah swt, percaya saja bahwa kalau kita dijauhkan mungkin memang dia tidak pantas dan layak buat kita menurut standardNya,

jadi pada akhirnya kembali ke diri sendiri juga, jodoh itu kan cerminan katanya walau bisa terbalik juga,,  cerminan menurut agama adalah cermin ketakwaannya kepada Nya, kalau kita takwa, kita rajin ibadah, kemungkinan kita juga dapat yang rajin ibadahnya, kalau seringnya berdosa, ya dapat yang berdosa,

ada juga yang menggunakan cerminan dunia, jodoh yang didapatkan menurut kualitas kita di dunia,, kalau kita olahraga, gaya hidup sehat, mengurus diri, mengupgrade diri, lebih pintar, lebih sopan, lebih bisa bersikap sama orang atau lebih goodlooking mungkin ya, bisa aja kita dapet yang sama juga, ya mana kita tau ketentuanNya,  karena kasus cermin terbalik itu ngga banyak orang yang mengalami, 

kan ada juga yang 1 agamanya bagus banget, tapi 1 lagi kurang banget, yang agamanya bagus secara sosial masyarakat dia kurang, tapi yang agamanya kurang secara sosial masyarat malah bagus, tetap saling melengkapi bukan,

bukannya itu yang membuat manusia sempurna, manusia yang di cap seutuhnya sempurna adalah ketika ia menemukan pasangan yang saling mengisi kekurangan pasangan nya juga, ngga ada tuh manusia sempurna tapi dia sendiri, yang pantas sempurna dan sendiri ya cuma Allah swt yang menciptakan kita 

balik lagi ke topik inti, kita bisa berjodoh dengan siapa saja kan, menurut usaha dan doa doa kita juga, dan bisa memilih dengan beberapa pengorbanan, mungkin yang kita perjuangkan sekarang dia tuh orangnya emosian, yaudah kita yang ngalah jadi lebih sabar, sabar itu kan usaha kita juga agar yang kita perjuangkan bisa bersama sama, tapi selalu ingat ya, jangan berjuang sendiri, itu lelah hahaha

di beberapa kasus ada juga pejaka nikahnya sama janda, ada juga sebaliknya, ada yang umurnya jauh, ada yang orang tua nya kurang akrab, ada yang agamis menjaga agamanya tapi nikahnya sama mantan pemain ena ena, .. ada lhoo, itu semua terjadi kan pilihan juga, kalau ngga mau ya yaudah jangan, 

kalau emang ngga bisa mengorbankan sisi sisi itu, ya cari yang lain, pilihan lho pilihan, kita tidak dilarang untuk memilih, tapi jangan terlalu banget jadi pemilih wkwk,  karena kadang, kenyamanan itu penting dalam sebuah hubungan, karena ia lah pada akhirnya jadi tempat kita berpulang, tempat kita curhat soal keluh kesah kita terhadap kepalsuan hidup yang terkadang harus kita jalani agar terlihat normal.

singkatnya kalau kita udah nyaman sama seseorang, kita tuh kayak jadi diri sendiri kalau sama dia, kita bisa curhat macem2, ngobrol nyambung, dll. ngga ada yang kita tutup tutupin, kita bisa tetap nyaman sama sikapnya, begitu juga sebaliknya dia nyaman sama sikap kita, dia tetap stay untuk nemenin kita jalani hidup bisa lah dipertimbangan untuk partner hidup yang berlanjut ke pernikahan hehehe

okedeh lanjut nanti part 3, 

Jumat, 07 Januari 2022

Zona tak nyaman selalu memberi pengalaman

Januari 07, 2022 0 Comments
Banyak dari kita terjebak dalam zona nyaman, ini udah banyak banget di obrolin kan di berbagai motivator yg nyatanya hidupnya mereka malah penuh sama previlage

tetapi kita hidup dalam kewaspadaan, tidak ada backup kalau setidaknya tidak ada uang, tidak ada yg bisa bantu, hidup bener bener berjuang sendiri untuk menjadi lebih baik

banyak dari kita bahkan mengemban tugas mulia yang dalihnya membahagiakan orang tua, walau memang kebanyakan gagal karena tuntutan keadaan juga, dan itu ngga salah

pengen banget bahagiain diri sendiri, beli barang barang yang kita mau, cuma kita tau orang tua kita juga butuh dibahagiakan, disamping harus ngumpulin biaya pernikahan yang ngga semurah dan seseimbang dijaman ibu bapak kita dulu, 

beberapa orang bahkan membaginya lagi dengan biaya kuliah, yang juga tidak sedikit. 

generasi gw mungkin adalah yang terjepit, generasi yg paling banyak stress depresi karena kemajuan zaman yang pesat menuntut hidup yang bener2 kayak ngga ada tangga nya, sementara kita tertatih untuk menuju apa yang disebut orang adalah kenormalan.. 

iya kenormalan, menikah di usia yang sesuai, keluarga yang harmonis, mimpi yang mulai jadi nyata, ya yang gitu gitu deh.

kita kan selalu khawatir saat bertambahnya usia, banyak orang yang ingin hidup nyaman hingga bebas secara finansial. bner kan?

gw mau cerita sedikit,..

kadang gw merasa tertinggal sma anak2 dibawah gw, yang udah punya ini itu, udah bisnis dsb,. secara gampangnya sih, bisa aja kita nyalahi keadaan, ..
contohnya, " ya jelas enak lah anak skarang, media pendidikan bisnis dll udah sangat mudah, olshop udah bagus skarang, youtube dan kuota udah sangat manusiawi lah, ga kaya dulu 5mb aja 5000,, , dizaman kita, ilmu aja kudu nyari pake sminar" ,
tapi dibalik itu semua, generasi kita adalah yg paling bijak katanya menggunakan era internet ini, karena kita lah yg melewati peralihan yang tadinya maen gundu, jadi candu tiktok, yg tadinya abis magrib ngaji di masjid, jadi cuma mantengin sosmed dan ghibah, ..
dan yaudah gitu emang seharusnya kita ngalah, kita ga bisa kejar mereka, susah, beda, lagian mereka mah dari kecil juga udah punya tontonan youtube, media belajar lebih baik, mungkin ketika kita lahir di umur2 mereka sekarang, kita pasti sperti itu kok.. yaa tapi kan positifnya, generasi dibawah kita ini jadi lebih baik dalam urusan pinter nyari duidd.. ya walau dibanyak kasus, malah banyak juga yg melewati batas2 agamis.,
sekarang sharusnya sih kita jalani peran masing2 aja di dunia, kalau smua orang bisnis, terus siapa yg nyapu jalan, ngangkutin sampah, ngegali buat kabel fiber, benerin trafo listrik, ngerawat pasien di rumah sakit, dll,
lagipula hidup tuh singkat, kita sebenernya cuma perlu jalanin aja, kalau ditanya esensi hidup, sbnernya secara tanda kutip, manusia itu hidup bukan nyari bahagia, tapi nyari gimana caranya bertahan hidup.., karena kan dunia tuh fana., ngejar penilaian dari orang mah ga akan ada habisnya, hehehe
ya kalau mau tetap ngejar kesuksesan finansial, why not. gw juga ga pernah ngelarang