Sabtu, 06 Januari 2024

Mencoba Seimbang.


izinkan aku bercerita lagi, ya atuh bingung mau cerita ke siapa juga, keluarga ga mungkin, apalagi orang tua, beban mereka udah banyak, masa aku cerita beban hidup saya juga, nanti kepikiran mereka, pacar,, heuh dari dulu ga ada, 

kalau disini kan enak, ga ada juga yang menghakimi, website website aku, terserah aku dong mau di isi apa, wkwk

tepat setelah jam 00.01 pagi di 2024, aku tersadar kembali bahwa umur udah menginjak 29 tahun, dan aku belum punya pencapaian wah apa apa, tapi kalau banyak motivator bilang sih, kalau hidup tuh ya, jangan suka banding bandingin sama orang lain, . kadang ada bener nya, tapi kadang menurut aku pribadi, kita butuh pembanding untuk memotivasi sih tujuannya, bukan untuk semakin terpuruk di hidup yang sudah tidak mudah lagi,

aku dibesarkan dengan keluarga yang konsert sama yang namanya Agama, dari kecil sudah biasa ngaji, sehabis magrib dan sebagainya, hari hari ku, dipenuhi dengan belajar dan belajar, sampai hampir tidak ada waktu untuk bermain, 

sedari kecil aku sudah dilarang melakukan apa yang aku suka, banyak hal seriusly, bahkan untuk keluar rumah sore hari bermain sama temen temen, kadang ngga boleh, dengan alasan karena banyak orang dagang lalu lalang, terbiasa se merih itu semenjak kecil, dikala anak anak seusiaku saat itu jajan jajan dengan mudahnya, aku cuma bisa nelen ludah,

aku sadar sih bahwa bapak ku cuma seorang tukang ojek, dan ibu ku cuma ibu rumah tangga, pada saat itu, dibesarkan dengan sapu ijuk, dan helm yang sering kali terbenturkan ke kepala, membuat ku menjadi pribadi yang sedikit takut mengambil sebuah langkah, 

menjadi anak introvert sejak dini mungkin bukan hal yang baik, tapi dari hasil didikan itu , aku menjadi seorang yg melihat dunia dengan berbeda, dari bentukan bentukan itu, aku jadi anak yang berprestasi sebenarnya, tapi dibalik itu, aku jadi mudah cengeng, mudah nangis, bahkan untuk bentakan bentakan yang mungkin wajar, entah saat itu, aku mudah sekali menangis, alhasil walau berprestasi, tetap jadi korban bullying disekolah juga, mulai dari kepalaku ditaruh tipe-x, ditawain karena pakai jas ujan bapak2, padahal tmen temen ku jas ujannya keren keren, dikatain miskinlah, melaratlah, ga punya masa depan lah, tapi kupikir ada benarnya juga ya, tapi masa iya sih.. wkwkwk

menjadi seorang yang berprestasi justru tidak luput dari cupu, dan keluguan, disaat teman teman ku udah mulai mengenal cinta, aku sama sekali tidak tau apa itu, terkadang saat aku sedang mengingatkan orang lain,  bicaraku tajam, telak, tanpa berperasaan untuk hal hal yang aku rasa tidak baik untuk mereka, justru itu lah yang membuat mereka, *orang normal, itu beberapa menjauh karena tidak cocok sama sifat ku dulu, ya mungkin bawaan dari bapak ku juga 

tapi aku sayang sama mereka, meskipun aku tidak tunjukan, tapi aku memperhatikan mereka selalu dari jauh, tentang keadaan nya, 

tapi memang stigma orang pinter gitu sih, kaku, pendiem, dan nggak peduli penampilan biasanya, disamping aku juga dilarang pacaran sampai akhirnya kebawa hingga 29 tahun ini, walau pernah beberapa kali mencoba dekat sih, tapi entah kenapa , larangan itu selalu terpatri di kepalaku, jadi kayak ngga pernah mulus gitu, 

setelah lulus SMA, aku mulai sadar, ada yang ngga beres sama diri aku ini, teman teman ku enjoy dengan pacar nya, akuu, punya juga nggak, peka juga nggak mungkin ada yang deketin gitu, positif thinking aja, ,

ya tersadar, OH, mungkin aku terlalu pintar, jadi otak kanan ku ini yang memproses hal hal diluar logika, sangat sangat tumpul, dari semenjak lulus SMA, jadi ya fungsi aku untuk komunikasi, merasakan apa yang dirasa orang lain, dan sebagainya kayaknya belum berkembang, sementara yang kiri udah ketinggian,, yaudah aku mencoba membodohi diri sendiri, main game, nongkrong sana sini, bener bener ngga pernah baca baca buku atau apalah hal hal yang harusnya dipelajari,

hal itu berhasil sedikit sedikit merubah diriku menjadi lebih normal seperti orang kebanyakan, temanku jadi mulai banyak, ya walau tetap tidak bisa sepenuhnya menghilangkan sifat sifat bawaan, kayak kaku , pendiem gitu, tapi aku mencoba menyesuaikan, dan itu sulit sih sbenernya, ya walau akhirnya mengorbankan kecerdasan untuk hidup yang lebih better, kenapa nggak, 

jadi ngerti style, gaya berpakaian dan sebagainya, fokusnya sudah di bagaimana aku bisa diterima di masyarakat secara lebih luas dan lebih terlihat normal dimata mereka, . sadar kembali bahwa aku seperti kehilangan jati diri, tapi its fine , kalau ternyata seenak itu jadi orang normal , 

beberapa hal hal lain , seperti dulunya tuh aku di pandang seperti sosok agamis, tapi sekarang tidak lagi, aku mulai bisa bergaul dengan mereka mereka yang dulu menjauh, dan memaklumi mereka atas pilihan yang mereka pilih atas aturan aturan agama yang mereka lakukan, contohnya kadang cuma aku yang sholat, tapi teman teman ku tidak ada yang sholat, aku sekarang lebih ke mengingatkan aja, tapi tidak memaksa, .. ya contohnya itu deh

saat aku kerja, aku merasa bebas atas stigma stigma agama yang selama ini membelengguku untuk melakukan hal hal yang tidak seharusnya aku lakukan, tapi tidak sampai mabok dan zina YA, itu sih udah keterlaluan, 

baru aja bebas dari semua itu, baru aja di terima di masyarakat, di pertengahan tahun 2023 kemarin, ada sekelompok lembaga yang menyuruhku kembali kejalan yang benar lah istilahnya, aku di suruh syahadat tanpa briefing terlebih dahulu, sperti agak terpaksa sebenarnya, dan setelahnya aturan aturan yang selama ini aku coba bebas, diperkenalkan kembali oleh mereka, bahkan untuk hanya sebatas chat sama lawan jenis aja ngga boleh, aku merasa terjebak, tapi disisi lain , apakah Allah sedang menolongku kembali ke jalan itu, aku bingung, dan akhirnya aku sampai saat ini jadi ada kegiatan kajian kembali setiap 2 minggu sekali, yang mana sebenarnya sudah khatam sama aturan aturan dasar itu, entahlah, 

aku yang mencoba memulai hubungan dan berpacaran, entah akhirnya , tidak jadi lagi , mencoba ini itu, belum sempat, dan akhirnya tidak jadi., teman teman ku yang biasa menemani jadi agak berkurang, dan kebebasanku untuk keluar dari rasa sepi karena kesendirian belum sempat keluar, dan kembali menyendiri dengan kalam kalam Ilahi yang seolah melarang, tapi itu secara aturan agama, memang benar adanya, bahwa kita ngga boleh inilah, ga boleh itu lah, dsb.

aku di umur 29 tahun ini, sudah ditahap lebih better, jadi tidak terlalu pintar, dan sudah agak seimbang sih antara kiri dan kanan, juga fungsi fungsi nya, lebih bisa memahami orang, lebih bisa tidak terlalu kaku dan mendewasa , mendewasa untuk memahami bahwa hidup didunia ini tuh ngga boleh terlalu idealis dan kaku kaku amat, perlu ada bercanda dan sebagainya, 

yah walau akhirnya kajian ini jadinya terlulang, mungkin ini cara Allah menyelamatkan aku jadi hal hal yang dilarang agama, tapi ya entah lah aku merasa jadi lebih dan lebih kesepian dari sebelumnya, karena semua hal tentang kesenangan yang orang orang lakukan, tidak bisa aku lakukan. . tapi aku juga sadar, siapa juga yang bertanggung jawab atas kesepian yang aku alami.. . .

udah ah, yang penting udah keluar tuh sebagian isi kepala. heuh,,,

Tidak ada komentar:

Posting Komentar